Orang mempelajari cerita pewayangan kebanyakan perhatiannya tertuju kepada judul cerita dan isi pokok ceritanya. Tetapi orang sering ingin mempelajari lebih dalam, ingin mengetahui unsur-unsur cerita yang membentuk struktur ceritanya, unsur yang menjadi perhatian mereka antara lain tema dan tokoh.
Bila mengkaji cerita pewayangan, terutama mengenai tokoh-tokoh, amat banyak jumlah tokoh yang diperolehnya. Secara garis besar tokoh cerita pewayangan terdiri dari tokoh dewa dan tokoh bukan dewa. Tokoh dewa dibedakan jenis pria yang disebut dewa atau dewata, dan mendapat sebutan Hyang, Sang Hyang atau Bathara. Jenis wanita, disebut bidadari dan mendapat sebutan Dewi atau Bathari. Tokoh bukan dewa terdiri dari manusia atau yang diindetikkan dengan manussia, raksasa, jin dan setan yang sering disebut lelembut dan hewan, tetapi bukan hewan sembarangan, melainkan hewan jelmaan dewa atau tokoh hewan yang mempunyai kelahiran dan kehidupan luar biasa.
Tokoh-tokoh itu tersebar luas dan didapat dalamn cerita lama dan baru. Secara garis besar cerita pewayangan dapat diurutkan sebagai berikut: Pertama, cerita yang menampilkan tokoh dewa dengan keturunnannya. Kedua, cerita Arjunasasra dan tokoh Ngalengka yang bertitik tolak pada masa kehidupan Dasamuka Ketiga, cerita Rama sesaudara dengan permusuhannya dengan Dasamuka sesaudara. Keempat, cerita yang bersumber pada cerita Mahabarata. Cerita yang bersumber pada cerita Mahabarata terbagi pada masa sebelum kelahiran Pandhawa dan Korawa, pada masa kehidupan Padhawa dan Korawa, dan masa setelah kehancuran Korawa dalam perang Baratayuda. Pada masa kehidupan Pandhawa dan Korawa ini muncul berbagai peristiwa yang banyak diolah dan diciptakan bermacam-macam cerita lakon.
Tokoh-tokoh itu tersebar luas dan didapat dalamn cerita lama dan baru. Secara garis besar cerita pewayangan dapat diurutkan sebagai berikut: Pertama, cerita yang menampilkan tokoh dewa dengan keturunnannya. Kedua, cerita Arjunasasra dan tokoh Ngalengka yang bertitik tolak pada masa kehidupan Dasamuka Ketiga, cerita Rama sesaudara dengan permusuhannya dengan Dasamuka sesaudara. Keempat, cerita yang bersumber pada cerita Mahabarata. Cerita yang bersumber pada cerita Mahabarata terbagi pada masa sebelum kelahiran Pandhawa dan Korawa, pada masa kehidupan Padhawa dan Korawa, dan masa setelah kehancuran Korawa dalam perang Baratayuda. Pada masa kehidupan Pandhawa dan Korawa ini muncul berbagai peristiwa yang banyak diolah dan diciptakan bermacam-macam cerita lakon.
Masyarakat Jawa sangat tertarik kepada cerita Mahabarata, terutama cerita yang menyangkut kehidupan Yudhistira sesaudara dan Duryodana sesaudara. Cerita bermunculan dengan tema cerita yang menampilkan masalah kehidupan dua kelompok keluarga Pandhawa dan Korawa itu.
Cerita yang menampilkan masyarakat Pandhawa dan Korawa ternyata banyak melibatkan kelompok masyarakat lain. Cerita pewayangan disusun dan dikarang seperti cerita kehidupan masyarakat sungguhan. Munculah jenis cerita roman, yang bisa disebut roman pewayangan, sejenis roman simbolik.
Para penyusun cerita lakon pewayangan selain melibatkan tokoh kelompok Pandhawa dan Korawa, juga melibatkan kelompok tokoh dari negara Wiratha, Mandura, Dwarawati, Ngawangga dan negara-negra kecil lainnya.
Cerita pewayangan yang mengambil latar tempat Ngamarta, Ngastina dan beberapa negara itu banyak melibatkan tokoh terkenal. Tokoh Pandhawa yang terkenal ialah Yudhistira, Wrekodara, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Tokoh Korawa yaitu Duryodana bersama seratus saudara sekandungnya. Tokoh Baladewa dari Mandura, tokoh Kresna dari Dwarawati, dan tokoh-tokoh negara lain serta putra Pandhawa dan Korawa. Mereka banyak terlibat dalam penyusunan cerita lakon mengenai perebutan pewaris kerajaan Ngastina yang amat menarik masyarakat pecinta pewayangan. Tokoh Kresna lebih cenderung kepada pihak Pandhawa.
Tokoh Kresna dikenal sebagai manusia jelman dewa, tokoh itu mempunyai banyak cerita dan keistimewaan. Maka termasuk tokoh yang menjadi perhatian masyarakat pecintanya. Demikian besar perhatian masyarakat terhadap tokoh itu, kemudian muncul banyak cerita lakon dengan menampilkan tokoh Kresna. Kelahiran, perkawinan dan beberapa cerita lakon mengangkat tokoh Kresna sebagai tokoh utama. Cerita yang melibatkan warga Padhawa kebanyakan melibatkan Kresna juga.oleh karena itu bila menyoroti tokoh Kresna akan memperoleh gambaran watak dan sikap Kresna dalam berbagai peristiwa.
Cerita lakon secara simbolik melukiskan kehidupan masyarakat sekelilingnya atau masyarakat pecintanya. Kresna berkedudukan sebagai raja, anggota keluarga Mandura dan Dwarawati, dan anggota masyarakat. Kresna diberi watak sebagai manusia yang berkedudukan pemimpin dan orang terkemuka. Maka segala sesuatu perwatakannya menjadi cerminan tokoh pemimpin masyarakat pecintanya.
Cerita Kresna di India
Nama Kresna didapat dalam Regweda. Diceritakan, Kresna muncul sebagai anak Dewaki yang pandai dan bijaksana. Ada lagi nama Kresna, nama seorang resi anak laki-laki Wiswaka. Dewa besar bernama Kresna bersama sepuluh ribu pengikut melakukan pengrusakan, kemudian dikalahkan oleh Indra. Dalam syair Weda diceritakan limapuluh ribu Kresna terbunuh. Dalam mitologi India diceritakan Kresna adalah pahlawan paling cemerlang, dewa paling populer. Ia adalah awatara Wisnu yang kedelapan, bahkan dikatakan jelmaan Dewa Wisnu. Kresna juga dikenala dalam banyak legenda dan fable, hidup dalam cerita epos. Kresna ikut mengambil bagian dalam cerita Mahabharata. Cerita-cerita pendek banyak yang mengangkat Kresna sebagai dewa.
Cerita Kresna berkembang pula dalam cerita Hariwamsa. Dalam kitab purana lebih banyak ceritanya, terutama dalam Bhagawatapurana. Dalam kitab itu kisah hidup Kresna sejak awal diceritakan secara teriinci dan disenngi bnaayak orang. kenakalan sejak kanak-kanak, kesalahan dn cerita cinta masa remaja amat menarik. Cerita awal kehidupan Kresna merupakan ciptaan baru, sedang cerita yang berkaitan dengan tokoh Pandawa lebih banyak berkembang.
Kresna berasal dari suku Yadawa, keturunan Yadu, salah satu anak Yayati. Suku Yadawa hidup sebagai penggembala, tinggal ditepi sungsi Yamuna, di Windawana barat. Pada waktu itu berkuasalh Kamsa raja Boja, anak Ugrasena. Setelah mengusir ayahnya, Kamsa memerintah Matura dekat Wrindawana. Ugrasena mempunyai saudara laki-laki bernama Dewaka. Dewaka mempunyai anak perempuan bernama Dewaki. Dewaki kawin dengan Wasudewa anak Sura, keturunan Yadu.
Kisah kelahiran Kresna dimuat dalam kitab Wisnupurana dan Mahabharata. Diceritakan dewa Wisnu mencabut dua helai rambut putih dan hitam. Rambut itu dimasukkan dalam rahim Rohini dan Dewaki. Hamillah dua isteri Wasudewa itu. Rohini melahirkan Balarama, Dewaki melahirkan Kresna atau Kesawa. Wasudewa adalah saudara Kunti isteri Pandu. Maka Kresna adalah saudara sepupu tiga saudara Pandawa.
Kresna anak periang dan besar di antara gembala. Kekuatan bahunya terkenal di tiga dunia. Ia membunuh raja Haya yang tinggal di hutan Yamuna, membunuh Danawa berwujud banteng dahsyat yang menakutkan, membunuh Pralambang, Naraka, Yamba, Pita, Asura dan Muru. Ia membunuh Kamsa yang dibnatu oleh Jarasanda. Bersama Balarama ia menghancurkan Sunaman saudara Kamsa dan raja Surasena. Kresna menang dalam sayembara bagi anak perempuan raja Gandara, mengalahkan Jarasanda, Sisupala, Samba dan menguasai kota para Ditya di tepi laut. Ia mengalahkan suku Angga dan Bangga. Di dasar laut ia megalahkan Waruna, di dasar bumi ia mengalahkan Pancajana dan memperoleh kerang Pancajanya. Bersama Arjuna memadamkan kemarahan Agni di hutan Kandawa dan memperoleh sanjata cakra. Ia mengacau Amarawati dengan kendaraan garuda, mengacau kota Indra dan melarikan Parijata.
Kresna manaklukana raja Boja dan melarikan Rukmini, kemudian diperistrinya. Ia menghancurkan orang-orang Gandara, mengalahkan anak Nagnajit dan membebaskan raja Sudarsana dari tahanan musuh. Ia membunuh Pandya dengan kepingan daun pintu, menghancurkan orang-orang Kalingga di Dantakura.
Kresna berhasil memulihkan kota Benares yang habis terbakar. Ia membunuh Ekalawya raja Nisada dan iblis Jamba. Bersama Balarama ia menaklukan raja Sunaman anak Ugrasena, kemudian menyerahkan kerajaan Mathura kepada Ugrasena. A menaklukan kota Sauba dan raja Salwa, dan memperoleh senjata Satagni yang sakti.
Kresna menolong Indra untuk mengalahkan Naraka yang melarikan anting-anting permata milik Aditi dan dibawa ke Pragjotrisna. Kresna berhasil menewaskan Muru dan Oga, kemudian Naraka. Anting-anting permata berhasil direbut kembali dari tangan Naraka.
Kresna adalah bangsawan Dwaraka, hadir dalm sayembara Drauoadi. Ia membantu memberi jawaban sayembara, sehingga Draupadi dapat diboyong oleh Arjuna.
Ketika Pandaw menguasai Indraprastha Kresna mengunjungi mereka dan ikut berburu ke hutan Kandawa. Di hutan itu Kresna dan Arjuna memihak Agni yang ingin membakar hutan. Tetapi dihalang-halangi oleh Indra. Agni memberi Cakra dengan nama Wajranaba dan gada bernama Kaumodaki. Indra dapat dikalahkan, Agni membakar hutan Kandawa.
Ketika Arjuna berkunjung ke Dwaraka diterima oleh Kresna dengan gembira. Pada waktu itu Arjuna jatuh cinta pada Subhadra, adik Kresna. Kresna menyetujui percintaan Subhadra dan Arjuna, tetapi Balarama menolak maksud Arjuna memperistri Subhadra.
Ketika Yudhisthira ingin menyelenggarakan upacara korban Rajasuya, Kresna menyarnkan agar ia menaklukan Jarasanda raja Magada. Jarasanda diserang dan tewas. Tindakan itu dilakukan sebagai balasan ketika Kresna dipaksa meninggalkan Mathur dan pindah ke Dwaraka. Kresna menghadiri upacara korban Rajasuya, ditempat itu bertemu Sisupala yang istrinya telah dilarikan oleh Kresna. Sisupala menghina dan bersikap keras. Kresna berang, Sisupala di cakra, putus kepalanya.
RS. Subalidinata
sumber : The Bharatayudha Arena Blog
0 komentar on "Sifat Kepemimpinan Kresna"
Posting Komentar